Selasa, 07 Agustus 2012

TANAMAN KORO PEDANG , sebagai pengganti Kedelai


TANAMAN KORO BY DWI TELO
Tanaman koro pedang
Satu bulan belakangan ini saya selalu terfikirkan tentang tanaman koro pedang, ingin rasanya segera tahu ada apa dengan koro pedang, setelah bertemu dengan beberapa teman dilapangan dan melihat, memegang dan sampai menanam walau dengan beberapa kilogram benih yang saya dapatkan dari Bu Sri dan Pak Agus dari Lembaga Damar Sindoro Sumbing ( DSS ) kabupaten Temanggung yang sekarang sudah mulai tumbuh mebuat keyakinan saya makin kuat bahwa inilah tanaman yang ideal untuk memulai memberikan kontribusi nyata kepada petani, terutama petani didaerah – daerah gersang di lahan marjinal sekalipun, dengan sedikit pengetahuan tentang kacang koro pedang yang saya dapatkan dari beberapa sumber saya coba untuk menuliskannya
Kacang Koro Pedang, unik memang namanya kacang kok pedang, bulat kok panjang itu kira – kira orang awam mengartikannya, entah apa yang ada difikiran kita dalam mengartikan nama itu, yang pasti ini adalah tanaman yang mudah budidayanya tapi kurang diminati, padahal untuk budidaya koro pedang tidak diperlukan modal banyak, itung – itungan kasarnya dalam 1 hektar membutuhkan benih sekitar 30 kg dengan harga Rp 15.000 berarti sekitar Rp. 450.000,- ditambah kompos 2 ton dengan harga Rp 300,- = Rp. 600.000 ditambah Dekompozer HIJAU SUBUR 4 liter dengan harga Rp. 45.000 = Rp. 180.000 dan POC TABUR MAS HIJAU SUBUR 6 liter dengan harga Rp. 35.000 = Rp. 210.000,- kalau ditotal untuk kebutuhan benih + pupuk Rp. 450.000 + Rp. 600.000,- + 180.000,- + Rp. 210.000 = Rp. 1.440.000,- ditambah biaya tenaga kerja Rp. 2.500.000,- jadi total Rp. 3.940.000,- akan lebih irit lagi kalau tenaganya sendiri hehehehe….. akan menghasilkan minim – minimnya 4 ton dengan harga Rp. 3.000,- akan mendapatkan uang Rp. 12.000.000,- dalam waktu 4 bulan lumayan lah dari pada dibawah tanaman albasia, jati atau tanaman kebun lainnya biasanya hanya tumbuh rumput masih mending tumbuh koro pedang itung – itung buat tambahan sambil nunggu tanaman intinya dapat dipanen
TANAMAN KORO PEDANG DIBAWAH TANAMAN KARET
seperti gambar diatas adalah tanaman koro pedang dibawah tanaman karet yang masih berusia 5 bulan, sambil menunggu tanaman karetnya nyadap sudah dapat uang duluan dari koro pedang, yang mana setelah saya amati ternyata tanaman karet yang ditumpangi sari sama koro pedang pertumbuhannya lebih bagus daripada yang ditumpangsari dengan tanaman lain ataupun dengan yang tidak ditumpangsari, setelah kami amati dan coba belajar tentang mikroba dan dikaitkan dengan keadaan dilahan maka saya punya kesimpulan ada benarnya kalau tanaman karet pertumbuhannya lebih bagus dibanding ditumpangsari dengan tanaman lain karena bahwa tanaman kacang – kacangan justru akan menjadi tepat bernaung ( bahasa kasarny ) bakteri penambat N simbiotik kata para ahli, yang mana bakteri itu dapat menghasilkan N dan sisa atau kelebihan N yang ada dapat pula diserap oleh tanaman inti jadi walaupun tanaman intinya tidak dipupuk jadi ikut subur sungguh ini adalah keagungan Allah swt yang patut kita syukuri dan memanfaatkannya lebih maximal, sehingga dengan membudidayakan tanaman koro dilahan – lahan marjinal akan membantu pendapatan kantong petani sekaligus dapat ikut membantu menyuburkan tanah
setelah kita tahu itung -itungan kasar berapa Rp yang akan kita keluarkan dan berapa Rp yang akan kita dapatkan juga sekaligus manfaat lain berikut ini akan saya uraikan sedikit manfaat apa yang akan didapat untuk kehidupan manusianya
didalam koro pedang ternyata tersimpan kandung – kandungan yang hampir mirip atau mungkin sama dengan kacang kedelai yang sampai hari ini kita masih import karena sangat sulit dikembangkan di indonesia yang konon katanya karena faktor genetika atau iklim yang jelas belum ada biaya untuk meneliti, karena lebih mudah mengimport
mari kita sama – sama bandingankan kandungan koro pedang dengan kedelai
koro pedang kedelai gizi/satuan
389 244 kalori/Cal
27,4 39 protein/gram
47,8 19,6 lemak/gram
3,1 4,7 serat/gram
35,1 (min ) 25,1 kalsium/mlg
339 580 fosfor/mlg
9,7 10,8 besi/mlg
40 – Natrium/mlg
848 467 kalium/mlg
14,4 11 betakarotin/mlg
0,73 0,73 thiamine/mlg
0,15 0,14 riboflavin/mlg
3,50 2,44 niasin/mlg
2,0 – asam askorbat
nah dari perbandingan diatas sebetulnya ga beda – beda amat khan, yang bisa jelaskan tentunya ahli gizi jadi maklum saya tidak bisa lebih detailkan….
hasil olahan koro pedang, ada tempe, krupuk tepung dan kue kering






mencicipi susu koro pedang                                      dan                        brownis  koro pedang juga
nah nyata sudah kalau koro pedang juga bisa menggantikan tepung terigu, tapioka dan kedelai
begitulah kira – kira sekilas tentang koro pedang walau tulisan apa adanya dan sangat sederhana semoga dapat memotifasi diri kita untuk mengembang apa yang ada disekitar kita sekaligus untuk memanfaatkan lahan – lahan kritis yang ada di bumi pertiwi, untuk menuju kemandirian baik pangan dengan mengembangkan koro pedang dan kemandirian energi dengan mengembangkan energy terbarukan dan ramah lingkungan, terima kasih kepada pengurus DAMAR SINDORO SUMBING yang sudi memberikan masukan semoga kita akan sukses bersama petani dihari esok SEKIAN
sumber: http://dwitelo.wordpress.com

Tidak ada komentar: