Minggu, 23 Desember 2012

KENANGAN


KENANGAN

Waktu demi waktu
Kulalui bersama dirimu
Detik-detik itu
Tak akan sirna dilubuk hatiku
Setiap ada kamu
Kan selalu ada ingatan di hatiku
Waktu kita bersama dulu
Belajar bersama mencari ilmu
Susah senang dalam menuntut ilmu
Kita lewati dengan senyum mu
Senyum keindahan yang kurindu
Melihat mu tersenyum manis di hadapan ku
Sahabat
Suatu waktu nanti
Saat kita bertemu
Kesuksesan kan menjadi cerita kita
Dan kan kita ingat selalu
Kisah kita bersama menuntut Ilmu
Karya: Rizky Faturochman

PENA


Kertas-kertas berterbangan
Tercoret tinta-tinta kehidupan
Terlukis dari sebuah pena
Menghiasi lembaran Jiwa
Dari Sebuah pena
Terukir sejarah kehidupan
Dari sebuah pena
Terukir kebahagian juga kepedihan
Begitu berharganya dirimu
Kau selalu setia menemaniku
Waktu demi waktu
Hingga akhir menutup mataku
Karya: Rizky Faturochman

Sabtu, 22 Desember 2012

UJI KUALITATIF LIPID






I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah segolongan besar senyawa tak larut air yang terdapat di alam. Lipid cenderung larut dalam pelarut organik seperti eter dan kloroform. Sifat inilah yang membedakannya dari karbohidrat, protein, asam nukleat, dan kebanyakan molekul hayati lainnya (Wilbraham, 1992).
Lemak dan minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal dari tumbuhan, contohnya minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan minyak adalah cairan, keduanya mempunyai struktur dasar yang sama. Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida. (Hart, 1987)
B. Tujuan
Dalam praktikum uji kualitatif lipid ini, mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan uji kelarutan dari suatu bahan yang termasuk dalam golongan lipid.












II. TINJAUAN PUSTAKA

Lipid merupakan senyawa yang dapat disarikan dari sel dan jaringan oleh pelarut organik tak polar. Lipid ini merupakan komponen tak larut air yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Bahan lipid yang paling banyak terdapat pada jasad hidup adalah turunan gliserol. Lemak dan minyak merupakan triester gliserol yaitu triasilgliserol (sering disebut trigliserida). Lemak dan minyak merupakan gliserol lipid yang paling umum.
Lipid adalah suatu senyawa organik berminyak atau berlemak. Secara kimiawi lipid adalah campuran ester dari asam lemak dan gliserol (Wikipedia, 2008)
Lipida dikenal sebagai minyak (minyak organik, bukan minyak mineral atau minyak bumi), lemak dan lilin. Istilah “lipida” mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik non-polar dan hidrofob (tidak menyukai air) yang essensial dalam menyusun struktur dan menjalankan fungsi sel hidup. Karena lipid termasuk non-polar, maka lipida cenderung untuk tidak larut dalam pelarut polar, dalam hal ini adalah air dan alkohol. Namun ada sedikit yang dapat larut dalam alkohol, walaupun alkohol termasuk dalam pelarut polar. Lipida itu senyawa organik yang berminyak yang biasanya dapat larut oleh pelarut non-polar yaitu kloroform (CHCl3), eter, dan pelarut-pelarut halogen lainnya (Ketaren.S, 1986).
Lipid mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai komponen struktural membran, sebagai bahan bakar, sebagai lapisan pelindung dan sebagai vitamin dan hormon (Martoharsono, 1981).
Lipida dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara. Secara tradisional lipida diklasifikasikan menjadi 5 golongan:
a.       Gliserida dan asam lemak, termasuk di dalamnya lemak dan minyak
b.      Fosfolipida
c.       Spingolipida
d.      Glikolipida
e.       Terpenoid, termasuk di dalamnya getah dan steroida (Lehninger, 1982).
Lemak sama dengan minyak. Orang yang menyebut lemak secara khusus bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat pada suhu ruang. Lemak juga biasanya disebutkan kepada berbagai minyak yang dihasilkan oleh hewan. Lepas dari wujudnya yang trigliserida atau triagliserol, kedua istilah ini berarti triester (dari) gliserol (Wikipedia, 2008).
Lipid tersusun atas asam lemak, biasanya merupakan molekul tak bercabang yang mengandung 14 sampai 22 atom karbon. Senyawa ini hampir selalu mempunyai jumlah atom yang genap. Baik asam lemak jenuh maupun tidak jenuh dapat diperoleh kembali dari hidrolisis senyawa lipid (Westhem, 1956). Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Karena asam lemak merupakan molekul tak bercabang maka asam lemak pada umumnya adalah asam monokarboksilat berantai lurus (Page. DS, 1981)
Lemak merupakan trigliserida padat, sedangkan minyak merupakan cairan pada suhu kamar tertentu. Sudah lazim untuk menyebut semua cairan organik kental sebagai minyak. Lemak umumnya bersumber dari hewan, sedangkan minyak berasal dari tumbuhan. Beberapa contoh lemak dan minyak adalah lemak sapi dan minyak kelapa. Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi (Ketaren. S, 1986). Rumus umum asam lemak adalah R.COOH dimana R menunjukkan suatu rantai hidrokarbon. Setiap gugus –OH dari gliserol bereaksi dengan –COOH dari asam lemak membentuk sebuah molekul lemak. Berikut ini adalah reaksi kondensasi:
                                                                                                            O
CH2—OH                                                                               CH2—O— C —R
                                                     O                                                          O
CH—OH        +          3 H—O—C—R                                  CH—O— C —R
                                                                                                                   O
CH2—OH                                                                               CH2—O— C —R
1 molekul                           3 molekul                                             1 molekul
Gliserol                             asam lemak                                                 lemak
(Fessenden, 1984)

Sedangkan asam-asam lemak yang menyusun lipid dapat dibagi menjadi dua yaitu:
  1. Asam lemak jenuh
Lemak yang berwujud padat lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh yang mempunyai rantai karbon pendek mempunayi titik lebur yang rendah.

Rantai karbon jenuh ialah ikatan yang tidak mengandung ikatan rangkap. atau dengan kata lain, atom C penyusun asam lemak telah dijenuhi oleh atom C lain dan atom H.
    H    H    H    H   H    H    H
—C—C—C—C—C—C—C—
    H    H    H    H   H    H    H

  1. Asam lemak tidak jenuh
Asam lemak tidak jenuh dapat mengandung satu ikatan rangkap atau lebih, lemak yang berwujud cair (minyak) banyak mengandung asam lemak tidak jenuh, misalnya minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kacang, dan lain-lain. Asam lemak tidak jenuh mempunyai titik cair yaitu lebih rendah dibanding asam lemak jenuh.
    H    H  H    H    H  H    H
—C—C=C—C—C=C—C—
    H                H                H
Asam lemak yang tersebar paling merata dalam alam, yaitu asam oleat, mengandung satu ikatan rangkap. Asam oleat sendiri adalah Z-Δ9-oktadekenoat merupakan asam lemak tak jenuh yang banyak dikandung dalam minyak zaitun. Asam ini tersusun dari 18 atom C dengan satu ikatan rangkap di antara atom C ke-9 dan ke-10. Selain dalam minyak zaitun (55-80%), asam lemak ini juga terkandung dalam minyak bunga matahari kultivar tertentu, minyak raps, serta minyak biji anggur.
Rumus kimia asam oleat: CH3(CH2)7CHCH(CH2)7)COOH.
Asam lemak ini pada suhu ruang berupa cairan kental dengan warna kuning pucat atau kuning kecokelatan (Wikipedia, 2008).
Berikut ini macam-macam lemak dan minyak yang sering digunakan sebagai sample untuk menguji kelarutan pada lemak : minyak kelapa, minyak sawit, mentega, shortening, dan margarine. Minyak kelapa adalah minyak yang diperoleh dari buah kelapa yang diolah terlebih dahulu menjadi santan dan kemudian dijadikan minyak. Berdasarkan kandungan asam lemaknya, minyak kelapa digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar. Berdasarkan kandungan asam lemaknya, minyak kelapa digolongkan ke dalam minyak asam laurat.karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya dengan bilangan iod, maka minyak kelapa mengandung asam lemak jenuh. Berbeda dengan minyak kelapa, minyak kelapa sawit merupakan lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap (Ketaren, 1986).
Shortening atau mentega putih adalah lemak atau campuran yang memiliki sifat plastisitas tertentu sehingga mampu membuat makanan seperti roti dan kueh menjadi lembut, shortening diperoleh dari hasil pencampuran dua macam lemak atau lebih, atau dengan cara hidrogenasi. Sedangkan mentega merupakan suatu lemak, tetapi suatu bahan pangan berlemak dalam bentuk emulsi water in oil dan ke dalamnya ditambahkan bahan-bahan bukan lemak dalam jumlah kecil. Mentega dibuat dengan jalan mengocok krim yang telah dipasteurisasi. Berikutnya adalah margarine. Margarine ini merupakan hasil emulsi air dalam lemak (Ketaren, 1986).

















III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat
     - Tabung reaksi
     - Rak tabung reaksi
     - Pipet tetes
     - Cawan petri
     - Corong
     - Spatula
     - Shaker
     - Kertas saring
     - Tissue

B. Bahan
     - Asam lemak
* Asam Oleat
     - Lemak dan Minyak:
            * Minyak Kelapa
            * Minyak Sawit
            * Lemak Sapi
            * Shortening
            * Mentega
            * Margarine
     - Pelarut:
            * Aquades
            * Alkohol
            * Eter
            * Kloroform (CHCl3)
* Aseton





C. Prosedur kerja
1. Pengujian kelarutan bahan:

                        Masukan pelarut sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi yang bersih
 
 



                         Tambahkan 5 tetes sampel percobaan kedalam tabung reaksi yang sudah diisi pelarut
 
 




                         Gojog kuat-kuat (gunakan shaker)
 
 



Amati hasilnya
 
 




2. Pengujian residu pada bahan yang larut:

Tuangkan sampel bahan yang telah larut ke dalam cawan petri dengan kertas saring
 
 


Panaskan cawan petri dengan pemanas air sampai kering, sehingga terdapat endapan atau residu
 
 



 Amati hasilnya
 









IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

 A. Hasil Pengamatan
 

Pelarut

Sampel

Aquades

Alkohol

Eter

Kloroform
(CHCl3)

Aseton
Asam Oleat
Tidak larut
Larut, ada residu
Larut, ada residu
Larut, ada residu
Larut, ada residu
Minyak Kelapa
Tidak larut
Larut
Larut, ada residu
Larut
Larut, ada residu
Minyak Sawit
Tidak larut
Larut, ada residu
Larut, ada residu
Larut, ada residu
Larut
Lemak Sapi
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Shortening
Tidak larut
Larut, ada residu
Larut, ada residu
Larut, ada residu
Larut, ada residu
Mentega
Tidak larut
Larut, ada residu
Larut, ada residu
Larut, ada residu
Larut, ada residu
Margarine
Tidak larut
Larut, ada residu
Larut, ada residu
Larut, ada residu
Larut, ada residu

B. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan uji kelarutan. Prinsip dari uji kelarutan adalah kelarutan suatu zat ditentukan oleh nilai polaritasnya yang sama. Dengan kata lain ditentukan oleh jenis ikatan polar dan non-polarnya. Lipid merupakan senyawa yang dapat disarikan dari sel dan jaringan oleh pelarut organik tak polar. Lipid ini merupakan komponen tak larut air yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Minyak dan lemak hanya sedikit yang dapat larut dalam alkohol, tetapi akan dapat larut sempurna dalam etil eter, karbon disulfida dan pelarut halogen. Ketiga jenis pelarut ini memiliki sifat non-polar sebagaimana halnya minyak dan lemak netral. Kelarutan dari minyak dan lemak ini dipergunakan sebagai dasar untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak. Ikatan yang mempengaruhi kelarutan suatu bahan ádalah ikatan polar yaitu ikatan yang terjadi antara dua fase yang berbeda tetapi tidak menyatu. Ikatan non-polar yaitu ikatan antara dua fase yang berbeda dapat menyatu.
Pelarut organik non-polar yang digunakan dalam praktikum ini adalah: kloroform, eter, dan aseton. Kloroform dan eter merupakan senyawa organik non-polar, sehingga kloroform dan eter dapat melarutkan lemak dan minyak. Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform dan eter dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius, meskipun kebanyakan digunakan sebagai pelarut non-polar di laboratorium atau industri. Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan, namun mudah menguap.
Aquades termasuk dalam pelarut organik polar. Oleh karena itu sesuai dengan referensi, sampel dalam hasil percobaan dan pengamatan tidak ada yang larut dalam air.
Sampel yang larut dalam pelarut non-polar tersebut antara lain asam oleat, minyak kelapa, minyak sawit, shortening, mentega dan margarine. Sesuai dengan referensi, seharusnya lemak sapi dapat larut dalam pelarut non-polar, akan tetapi dalam hasil percobaan dan pengamatan lemak sapi tidak dapat larut dalam pelarut non-polar ini karena terjadi kesalahan yaitu lemak sapi sudah terkontaminasi atau teroksidasi dengan baik oleh oksigen, oleh cahaya atau bahkan oleh mikroba dan karena penggunaan sampel lemak sapi berlebih sehingga tidak dapat larut pada pelarut non-polar.
Sampel yang dilarutkan dalam alkohol ternyata dapat larut, kecuali lemak sapi yang pada pelarut organik non-polarpun tidak dapat larut. Semua sampel kecuali lemak sapi dapat larut dalam alkohol karena pada dasarnya telah dijelaskan sebelumnya bahwa alkohol dapat melarutkan sedikit lemak dan minyak karena alkohol itu termasuk pelarut semi-polar. Sehingga terdapat residu pada sampel yang larut dalam alkohol setelah dikeringkan karena terjadi kelarutan yang tidak sempurna.
Semua sampel yang telah diuji dan yang dapat larut dalam pelarut non-polar ternyata setelah dipanaskan terdapat residu. Hal ini disebabkan karena adanya kelarutan yang tidak sempurna dari masing–masing pelarut dan sampel.



V. PENUTUP

A. Kesimpulan
* Lipida mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik non-polar dan hidrofob. Karena non-polar, lipida tidak larut dalam pelarut polar, seperti air atau alkohol , tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti eter atau kloroform.
*  Dari semua sampel yang telah diuji, yang dapat larut dalam pelarut non-polar ádalah asam oleat, minyak kelapa, minyak sawit, shortening, mentega, dan margarine. Hanya lemak sapi yang tidak dapat larut pada semua jenis pelarut.
























DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, RJ dan Joan F. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Hart, Harold. 1987. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak. Jakarta: Universitas Indonesia.
Martoharsono, Soeharsono. 1981. Bokimia Jilid I. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Page, DS dan R. Soendoro. 1989. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Westhem and Jeskey. 1956. Introductory Organic Chemistry. Mc Graw_Hill          Book Company Inc: New York.
Wilbraham, Antony C, dkk. 1992.Pengantar Kimia Organik dan Hayati.Bandung: ITB.