Air
memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat
kohesi antar molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air
ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan
(non-soluble); air tersebut akan berkumpul sebagai sebuah tetesan. Di atas
sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan amat halus air dapat
membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik molekular antara
gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar
molekul air. Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar.
Air memiliki sejumlah muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat
pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan
parsial positif (σ+) dekat atom oksigen. Dalam air hal ini terjadi karena atom
oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen—yang berarti,
ia (atom oksigen) memiliki lebih "kekuatan tarik" pada
elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik
elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif
elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen
bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen.
Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami
ke-polar-annya.
Tegangan
permukaan (g)
didefinisikan sebagai gaya (F)
persatuan panjang (L) yang bekerja tegak lurus pada setiap garis di permukaan
fluida. Permukaan fluida yang berada dalam keadaan tegang berupa selaput cairan
sangat tipis terdiri atas permukaan bagian atas dan permukaan bagian bawah ,
sehingga
y= F/2L
F = gaya
L = panjang keliling permukaan selaput fluida
Tegangan
permukaan terdapat pada batas cairan dengan uap jenuh diudara dan juga antara
permukaan cairan dengan cairan lain yang tidak bercampur.
Penyebab
terjadinya tegangan permukaan adalah Partikel A dalam zat
cair ditarik oleh gaya sama besar ke segala arah oleh partikel-partikel di
dekatnya.Partikel B di permukaan zat cair hanya ditarik oleh partikel-partikel
disamping dan dibawahnya,hingga pada permukaan zat cair terjadi tarikan ke
bawah.
Ada beberapa metoda penentuan
tegangan permukaan, diantaranya adalah metoda kanaikan pipa kapiler, metoda
tekanan maksimum gelembung, metoda tetes atau metoda cincin.
Penerapan tegangan permukaan pada
kkehidupan sehari-hari adalah :
·
Mencuci dengan air panas jauh lebih
bersih dibandingkan dengan air yang bersuhu normal.
·
Antiseptic yang digunakan untuk
mengobati luka, selain dapat mengobati luka, juga dapat membasahi selurh luka.
I.
ISI
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus
dikerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada
cairan. Hal tersebut terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan
dan udara) lebih kecil dari pada gaya khohesi antara molekul cairan sehingga
menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan.
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat
pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu
lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan
tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara.
Pengukuran tegangan permukaan atau tegangan antar muka :
·
Metode kenaikan kapiler
Tegangan
permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/cairan yang naik melalui suatu
kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka.
·
Metode tersiometer Du-Nouy
Metode
cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun
tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk
melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan
sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan
tersebut.
Pada percobaan tegangan permukaan atau antar muka ini metode yang
digunakan yakni tensiometer Du-Nouy dimana Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan
untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Untuk penentuan
tegangan permukaan saja dapat menggunakan metode kenaikan kapiler. Sedangkan
Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin
platina iridium yang dicelupkan pada permukaan sebanding dengan tegangan
permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.
Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat
terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan
terutama molekul zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan
monomolecular yang disebut dengan molekul surfaktan.
Manfaat Fenomena antar muka dalam farmasi:
1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada
sediaan obat
2. penetrasi molekul melalui membrane biologis
3. pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut
dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi
Persamaan
Tegangan Permukaan
Pada
pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari konsep tegangan permukaan secara
kualitatif (tidak ada persamaan matematis). Kali ini kita tinjau tegangan
permukaan secara kuantitatif. Untuk membantu kita menurunkan persamaan tegangan
permukaan, kita tinjau sebuah kawat yang dibengkokkan membentuk huruf U. Sebuah
kawat lain yang berbentuk lurus dikaitkan pada kedua kaki kawat U, di mana
kawat lurus tersebut bisa digerakkan.
Jika
kawat ini dimasukan ke dalam larutan sabun, maka setelah dikeluarkan akan terbentuk
lapisan air sabun pada permukaan kawat tersebut. Mirip seperti ketika dirimu
bermain gelembung sabun. Karena kawat lurus bisa digerakkan dan massanya tidak
terlalu besar, maka lapisan air sabun akan memberikan gaya tegangan permukaan
pada kawat lurus sehingga kawat lurus bergerak ke atas (perhatikan arah
panah). Untuk mempertahankan kawat lurus tidak bergerak (kawat berada dalam
kesetimbangan), maka diperlukan gaya total yang arahnya ke bawah, di mana
besarnya gaya total adalah F = w + T. Dalam kesetimbangan, F = gaya tegangan
permukaan yang dikerjakan oleh lapisan air sabun pada kawat lurus.
Misalkan
panjang kawat lurus adalah l. Karena lapisan air sabun yang menyentuh kawat
lurus memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan permukaan yang ditimbulkan
oleh lapisan air sabun bekerja sepanjang 2l. Tegangan permukaan pada
lapisan sabun merupakan perbandingan antara Gaya Tegangan Permukaan
(F) dengan panjang permukaan di mana gaya bekerja (d). Untuk kasus ini,
panjang permukaan adalah 2l. Secara matematis, ditulis :
Karena
tegangan permukaan merupakan perbandingan antara Gaya tegangan permukaan
dengan Satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan adalah
Newton per meter (N/m) atau dyne per centimeter (dyn/cm).
1 dyn/cm
= 10-3 N/m = 1 mN/m
Fenomena ini merupakan salah satu contoh dari
adanya Tegangan Permukaan. Untuk menjelaskan fenomena klip yang
terapung di atas air, terlebih dahulu harus diketahui apa sesungguhnya tegangan
permukaan itu. Tegangan permukaan terjadi karena
permukaan zat cair cenderung untuk menegang sehingga permukaannya tampak
seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi
antara molekul air. Agar semakin memahami penjelasan ini, perhatikan ilustrasi
berikut. Kita tinjau cairan yang berada di dalam sebuah wadah.
Molekul cairan biasanya saling tarik menarik. Di bagian dalam cairan,
setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya;
tetapi di permukaan cairan, hanya ada molekul-molekul cairan di samping dan di
bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya. Karena molekul cairan
saling tarik menarik satu dengan lainnya, maka terdapat gaya total yang
besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya,
molekul cairan yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang
berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya
total yang berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah,
maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya,
dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada
permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Fenomena ini
kita kenal dengan istilah Tegangan
Permukaan.
suhu mempengaruhi nilai tegangan permukaan fluida. Umumnya ketika terjadi
kenaikan suhu, nilai tegangan permukaan mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena ketika suhu meningkat, molekul cairan bergerak semakin cepat
sehingga pengaruh interaksi antar molekul cairan berkurang. Akibatnya
nilai tegangan permukaan juga mengalami penurunan.
Metoda penentuan
tegangan permukaan:
Metoda kenaikan pipa kapiler.
Bila
suatu pipa kapiler dimasukkan kedalam cairan yang membasahi dinding maka cairan
akan naik kedalam kapiler karena adanya tegangan muka. Kenaikan cairan sampai
pada suhu tinggi tertentu sehingga terjadi keseimbangan antara gaya keatas dan
kebawah.
Gaya kebawah,
F = p.r2.h.r.g
(persamaan 1)
Dimana: h
: tinggi permukaan.
g : percepatan gravitasi.
r : berat jenis.
r : jejari kapiler.
Gaya keatas, F’ = 2.p.r.g.cosq (persamaan 2)
Dimana
:
g adalah tegangan muka dan q adalah sudut kontak.
Pada
kesetimbangan, gaya kebawah sama dengan gaya keatas (dari persamaan 1 dan 2) :
2.p.r.g.cosq = p.r2.h.r.g
untuk
air dan kebanyakan cairan organik umumnya q ‒›0 atau dapat dianggap batas lapisan pararel dengan kapiler, sehingga
harga cosq =1 maka persamaan 3 :
g = ½.r. h.r.g
sehingga
:
gair ½.r. hair.rair.g
gx = ½.r. hx.rx.g
gx hx.rx.g
Tegangan
muka terdapat pada batas cairan dengan uap jenuh diudara dan juga antara
permukaan cairan dengan cairan lain yang tidak saling bercampur.
Metoda
tetes atau cincin
Bila
cairan tepat akan menetes, maka gaya tegangan permukaan sama dengan gaya yang
disebabkan oleh massa cairan sebagai gaya berat itu sendiri.
Harga
tegangan muka dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: suhu,tekanan,massa
jenis dan konsentrasi zat terlarut.
Pada
literatur diperoleh data tegangan permukaan beberapa zat pada suhu 200 C, yaitu :
Air : 72,8 dyne/cm
Air sabun :
25,00 dyne/cm
Minyak zaitun : 32,00
dyne/cm
Etano :
22,3 dyne/cm
Aseton :
23,7 dyne/cm
Air raksa : 465,00 dyne/cm
Oksigen : 15,70 dyne/cm
Gliserin : 63,10 dyne/cm
Benzena : 28,90 dyne/cm
Apabila
didapat hasil yang menyimpang dari literature saat melakukan praktikum, hal
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :
·
Karena tegangan permukaan dipengaruhi oleh suhu
·
Kurang telitinya praktikan pada saat membaca skala pada pipa
·
Kurang tepatnya konsentrasai yang dibuat
II.
KESIMPULAN
1.
Tegangan permukaan (g) didefinisikan sebagai
gaya (F) persatuan panjang (L) yang
bekerja tegak lurus pada setiap garis di permukaan fluida.
2. Penyebab
terjadinya tegangan permukaan adalah Partikel A dalam zat
cair ditarik oleh gaya sama besar ke segala arah oleh partikel-partikel di
dekatnya.Partikel B di permukaan zat cair hanya ditarik oleh partikel-partikel
disamping dan dibawahnya,hingga pada permukaan zat cair terjadi tarikan ke
bawah.
3. Bahwa
suhu mempengaruhi nilai tegangan permukaan fluida. Umumnya ketika terjadi
kenaikan suhu, nilai tegangan permukaan mengalami penurunan Hal ini disebabkan
karena ketika suhu meningkat, molekul cairan bergerak semakin cepat sehingga
pengaruh interaksi antar molekul cairan berkurang. Akibatnya nilai tegangan
permukaan juga mengalami penurunan.
4. Beberapa
metoda penentuan tegangan permukaan, diantaranya adalah metoda kanaikan pipa
kapiler, metoda tekanan maksimum gelembung, metoda tetes atau metoda cincin.
5. Harga
tegangan muka dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: suhu,tekanan,massa
jenis dan konsentrasi zat terlarut.
Sumber:
Beauty.2008.http://sleepingbeautyandprincephilips.blogspot.com/2010/05/tegangan-permukaan-i.html.
Diakses pada tanggal 23 Oktober 2011.
Anonim.2008.http://www.gudangmateri.com/2008/05/tegangan-permukaan-fluida-statis.html.
Diakses pada tanggal 23 Oktober 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar