penulis: Slamet
Edi Abdullah S.Pd.I
Ingatkah kita akan kisah Nabi Ayyub
dengan belatung? Suatu kali Nabi Ayyub menderita penyakit kulit. Badannya
membusuk dan dihinggapi banyak belatung. Sang nabi dijauhi masyarakat termasuk
istrinya, karena jijik. Kala Nabi Ayyub akan beribadah kepada Allah SWT, ia
tanggalkan belatung tersebut dari luka-lukanya dan setelahnya ia kembalikan
belatung-belatung ke tubuhnya dan membiarkan luka-lukanya dimakan belatung.
Mengapa Nabi Ayyub membiarkan ulat-ulat itu tetap hinggap ditubuhnya. Kita
mungkin terheran-heran akan kesabaran nabi Ayyub, tetapi di balik kisah itu
ternyata ada sebuah rahasia tersembunyi dari kebesaran Allah SWT. Yang
mengejutkan adalah, secara medis belatung ternyata memang bisa menyembuhkan!
Belatung merupakan larva lalat dan
di dunia ini ada ribuan spesies lalat dengan ciri yang berbeda. Beberapa jenis
belatung senang hidup di jaringan mati, sedangkan yang lain tinggal di jaringan
hidup. Secara umum, belatung selalu dianggap sebagai pemakan bangkai yang
menyeramkan sekaligus menjijikkan Bahkan kemunculannya pada mayat sering
diidentikkan sebagai azab orang berdosa.
Namun dalam ilmu pengetahuan,
belatung dapat dimanfaatkan untuk praktik pengobatan luka infeksi yang disebut
Maggot Debridement Therapy (MDT). Tentu tidak sembarang belatung yang bisa
menyembuhkan luka infeksi, hanya belatung atau larva lalat hijau saja (Lucilia
Sericata) yang sanggup digunakan. Nah, penggunaan belatung ini bermula pada
abad 16 di Perancis. Ketika itu Ambroise Pare, dokter bedah di masa Charles IX
dan Henri III, mengamati efek belatung pada tentara yang terluka pada tahun
1557 yang justru membaik kondisinya. Lalu di masa Napoleon telah diketahui
bahwa belatung memakan jaringan yang mati, sehingga membantu proses penyembuhan
luka.
Sejak itu, pemanfaatan belatung
terus bertahan hingga abad ke-19. Di awal abad 20, penggunaan belatung menjadi
sangat populer untuk merawat luka kronis di Amerika Utara dan Eropa. Penggunaan
belatung sebagai Maggot Debridement Therapy (MDT) telah digunakan secara rutin
oleh ribuan dokter, hingga akhirnya dapat tergantikan oleh teknik pembedahan
terbaru serta penemuan antibiotik pasca Perang Dunia II. Terapi ini kemudian
terus dikembangkan seiring makin resistennya penggunaan antibiotik. Studi
klinis pada tahun 1989 di Veterans Affairs Medical Center in Long Beach
California dan di Universitas California menunjukkan bahwa penggunaan belatung
masih cukup bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar